BLOGGER TEMPLATES AND Twitter Backgrounds »

Selasa, 29 Maret 2011

Asam Amino- Protein


ASAM – AMINO DAN PROTEIN

I.  TUJUAN PERCOBAAN :
untuk mengetahui adanya ikatan peptida dari suatu protein, membuktikan adanya,mengetahui kelarutan protein terhadap suatu pelarut tertentu.
II. TEORI DASAR
Nama protein berasal dari kata proteos yang berarti pertama Karena ternyata protein penting sekali bagi kehidupan. Protein  merupakan komponen utamma dalam pembentukan struktur sel,misalnya dalam rambut,wol kolagen, jaringan penghubung membrane sel .

Cirri utama molekul protein :
1.    umumnya terdiri atas 20 macam asam amino
2.    terdapat ikatan kimia lain yang menyebabkan terbentuk nya lengkungan-lengkungan rantai polipeptida menjadi struktur 3 dimensi protein
3.    strukturnya tidak stabil terhadap bebrapa factor,seperti pH radiasi,temperature ,medium, pelarut organic dan deterjen
4.    umumnya reaktif sangat spesifik,disebabkan adanya gugus samping yang reaktif dan susunan khas struktur makromolekulnya.
Protein mengandung aasam amino siistein, siistin dan metionin maka disamping mengandung unsure utama C,H,O,N juga mengandung unsure S (sulfur) (Mastura,2008).       
            Asam amino adalah sembarang senyawa organic yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya NH2) dalam bio kimia seringkali pengertiannya dipersempit,keduanya terikat pada satu atom karbon © yang sama ,gugus amina memberikan sifat basa.


            Dalam bentuk larutan asa amino bersifat amfoferik cenderung menjadi asam pada laarutan basa dan menjadi basa pad larutan asam,hal ini Karena asam amino mampu menjadi Zwitter-ion .asam amino termasuk senyawa yang paling banyak dipelajari (wikipedia,2008).
            Kira-kira 75% asam amino digunakan untuk sintesis protein. Asam-asam amino dapat diperoleh dari protein yang kita makan atau dari hasil degradasi protein di dalam tubuh kita. Protein yang terdapat dalam makanan di cerna dalam lambung dan usus menjadi asam-asam amino yang diabsorpsi dan di bawa oleh darah ke hati. Protein dalam tubuh dibentuk dari asam amino.
 Bila ada kelebihan asam amino akan di ubah menjadi asam ketogkutarat yang dapat masuk kedalam siklus asam sitrat. Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα (”C-alfa”) sesuai dengan penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom Cα ini, senyawa tersebut merupakan asam α-amino.Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar          
Buiret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua mulekul urea. Ion Cu2+ dari preaksi Biuret dalam suasana basa akan berekasi dengan polipeptida atau ikatan-ikatn peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau violet. Reaksi ini positif terhadap dua buah ikatan peptida atau lebih, tetapi negatif untuk asam amino bebas atau dipeptida.Semua asam amino, atau peptida yang mengandung asam amino bebas akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks berwarna biru-ungu. Namun, prolin dan hidroksiprolin menghasilkan senyawa berwarna kuning.
      Protein mengandung asam amino berinti benzen, jika ditambahkan asam nitrat pekat akan mengendap dengan endapan berwarna putih yang dapat berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan.
Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa akan terionisasi dan warnanya akan berubah menjadi lebih tua atau jingga. Rekasi ini didasarkan pada uji nitrasi inti benzena yang terdapat pada mulekul protein menjadi senyawa intro yang berwarna kuning
      Struktur protein dapat dibagi menjadi empat bentuk; primer, sekunder, tersier dan kuartener. Susunan linier asam amino dalam protein merupakan struktur primer. Susunan tersebut akan menentukan sifat dasar protein dan bentuk struktur sekunder serta tersier. Bila protein menandung banyak asam amino dengan gugus hidrofobik, daya kelarutannya kurang dalam air dibandingkan dengan protein yang banyak mengandung asam amino dengan gugus hidrofil. (Winarno, 1992).
Denaturasi protein dapat diartikan suatu perubahan atau modifikasi terhadap struktur sekunder, tertier dan kuartener molekul protein tanpa terjadinya pemecahan ikatan-ikatan kovelen. Karena itu, denaturasi dapat diartikan suatu proses terpecahnya ikatan hydrogen, interaksi hidrofobik, ikatan garam dan aterbukanya lipatan atau wiru molekul protein (Winarno, 1992).
Ikatan hidrogen terjadi antara gugus amida dalam struktur sekunder protein. Ikatan hidrogen antar rantai samping terjadi dalam struktur tersier protein dengan kombinasi berbagai asam amino penyusunnya (Ophart, C.E., 2003).
Pada dasarnya suatu peptida adalah asil-asam amino, karena gugus –COOH dan –NH2 membentuk ikatan peptida. Peptida didapatkan dari hidrolisis protein yang tidak sempurna. Apabila peptida yang dihasilkan dihidrolisis lebih lanjut akan dihasilkan asam-asam amino. (Anna Poedjiadi, 1994).




III.   BAHAN DAN ALAT
BAHAN : larutan protein (putih telur), larutan gelatin,larutan albumin, larutan       NaOH 10%,reagensia millons, reagensia ksanto protein,reagensia Noto prussit,HNO3 (P), alcohol 96%.
ALAT     :  tabung reaksi, pipet tetes, api Bunsen .

IV. JENIS-JENIS PERCOBAAN
  1. Uji Kelarutan protein
No
Cara kerja
Hasil pengamatan
1
HCL + 2ml Albumin
Larut
2
NaOH + 2ml Albumin
Tidak Larut
3
Alkohol + 2ml Albumin
Larut
4
Etanol + 2ml Albumin
Tidak Larut
5
Aquadest + 2ml Albumin
Larut

  1. Uji Pengendapan Protein oleh Garam.
No
Cara kerja
Hasil pengamatan
1
NaCL + 1ml L.Albumin
Mengendap,bertambah banyak
2
BaCl2 + 1ml L.Albumin
Mengendap,endapan berkurang
3
CaCL2 + 1ml L.Albumin
Mengendap,bertambah banyak
4
FeCl3 + 1ml L.Albumin
Mengendap,endapan berkurang
5
CHN4 + 1ml L.Albumin
Mengendap,bertambah banyak

  1. zReaksi Warna Protein
    1. reaksi Biuret
No
Cara kerja
Hasil pengaamatan
1
L.Protein +CuSO4 +NaCH 10%
unggu




    1. Reaksi Ksanto Protein
No
Cara kerja
Hasil pengaamatan
1
L.Protein +HNO3
kuning

  1. Denatonatasi Protein
a. Percobaan Pemanasan
No
Cara kerja
Hasil pengaamatan
1
L.Protein +Asam Cuka
Terbentuk koagulum

b.    Pengendapan oleh Alkohol
No
Cara kerja
Hasil pengaamatan
1
L.Protein +Alkohol 96%+ aquadest
Terbentuk koagulum, dan dapat larut kembali

c.    Pengendapan oleh AK dan BK
No
Cara kerja
Hasil pengaamatan
1

2
L.Protein + L.HCL2 N

L. Protein + NaCH 10%
·     Terbentuk koagulum, dan dapat larut
·     Terbentuk koagulum, dan dapat larut

IV.  PEMBAHASAN
·         Uji kelarutan  protein :
      Larutan HCL, larutan alcohol ,Aquadest  jika ditambahkan dengan 2ml albumin,kemudian dikocok → larut menggumpal, ini disebabkan molekul protein, strukturnya gak stabil, yang bisa dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain, medium pelarut ,pH , radiasi, dll. Protein mempunyai kemampuan untuk larut pada bebrapa zat Karena pada dasarnya ia mempunyai sifat amoter ( bermuatan positif /negative )
      Tapi larutan NaOH ,Etanol jika ditambah kan larutan albumin → tidak larut disebabkan oleh karena gugus karboksilat pada asam-amino tidak melepas ion H+,karena NaOH merupakan pelarut lemak.

·         Uji Pengendapan Protein oleh garam.
      Pada pengujian ini albumin setelah dicampur dengan (NH4)2SO4, NaCL, FeCL,terjadi salting-out yang disebabkan karena larutann garam dapat merusak ikatan peptide yang dimiliki oleh albumin,semakin tinggi kadar garam yang dikandung suatu larutan,maka semakin tinggi pula terjadinya denaturasi pada protein.

·         Reaksi Warna  protein
1. Reaksi Biuret
Larutan Protein + Larutan CuSO4 + NaOH 10% kemudian dikocok yang kuat → menggumpal berwarna unggu ini disebabkan karena ion Cu2+ dari pereaksi Biuret dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatan iakatan peptide yang menyusun protein membentuk senyawa komplek berwarna unggu/Violet. Reaks ini positif terhadap 2 buah ikatan peptide atau lebih tetapi negative untuk asam amino bebas atau dipeptida.

2.    Reaksi Ksanto protein
Larutan protein + HNO3 (p) dikacok kuat → berwarnan kuning, ini menandakan campuran larutan tersebut mempunyai gugus asam amino berinti Benzena, yakni Tirosin, Triftofan, fenillanin, sistein.

·         DENATONASI PROTEIN
1.    Percobaan Pemanasan
Larutan protein + asam cuka dipanaskan membentuk endapan protein dalam bentuk koalgulum, ini disebabkan karena panas dapat mengacaukan ikatan hydrogen dan interaksi hidrofobik non polar,hal ini terjadi karena suhu tinggi yang dapat meningkatkan energi kinetic dan menyebakan molekul penyusun protein bergerak/bergetar sangat cepat, sehingga mengacaukan ikatan molekul tersebut.
2.    Pengendapan oleh Alkohol
Larutan protein + Alkohol, maka akan membentuk koagulum,Karen a alcohol dapat merusak ikatan hydrogen,ikatan hydrogen terjadi antara gugus amida dalam struktur sekunder protein,setelah ditambahkan Aquadest koagulum tersebut dapat larut kembali,Karena ikatan peptide yang telah pecah,kemudian disatukan kembali oleh molekul-molekul air yang menakjubkan. Endapan protein/koagilum bisa larut kedalam air ,karena salah satu sifat protein larut pada bebera zat pelarut

3.    Pengendapan oleh AK da BK
Larutan protein + larutan HCL2N dan larutan protein + NaOH → terbentuk endapan protein (koagulum),hal ini disebabkan Karena asam-basa dapat mengacaukan jembatan garam dengan adanya muatan ionic.


V.           KESIMPULAN

·         Protein larut pada Aquadest,HCL 10%,Alkohol 96%, dan tidak larut pada NaOH 40% dan Etanol
·         Endapan protein (koagulum) bertambah banyak atau berkurang dipengaruhi oleh kadar garam larutan tersebut,karena Semakin kecil pH Buffer asetat semakin banyak endapan yang terbentuk.
·         Protein adalah terdiri atas asa amino yang saling mengikat melalui ikatan peptide.
·         Protein terDenaturasi bila terjadi Pemanasan, penambahan garam, asam-basa kuat, pelarut organic (etanol, isopropyl, alcohol),Pengocokan yang kuat dll.

DAFTAR PUSTAKA


·        Mastura, 2008 Penuntun Praktikum kimia Dasar , Langsa
·        Anna Poedjiadi, 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit Jakarta.
·        Ophart, C.E., 2003. Virtual Chembook. Elmhurst College.
·        Winarno, F. G., 1992. Kimia Pangan dan Gizi,Jakarta.
·        http://www.wikipedia.org


0 komentar: